05 Maret 2010

Kearifan Lokal: konsep sederhana namun memerlukan 'kebesaran jiwa dan tanggung jawab besar' untuk melaksanakannya

Abah Maryono menjawab, "Abdi mah teu nyepeng elmu, tapi mung nyepeng amanah". Jawaban yang pendek dan sederhana ini sangat mengagetkan. Tidak memegang ilmu namun memegang amanah. Artinya, bagi seorang pemimpin adat memegang amanah jauh lebih penting dari penguasaan ilmu pengetahuan.

Kutipan diatas amat menarik dan amat sesuai dengan keadaan pada saat ini. Pada saat semua orang amat sangat tertarik menjadi pejabat ataupun petinggi namun tanpa memikirkan bagaimana caranya menjalankan amanah kepemimpinan atas jabatannya tersebut. Bercermin dari seorang pemimpin adat dari kampung kuta, yang lebih mengutamakan bagaimana menjalankan amanah yang melekat pada dirinya selaku pemimpin adat tanpa harus terlalu memusingkan dengan harus menguasai ilmu-ilmu pengetahuan dengan berbagai macam gelar dan lama pendidikannya.
Tidak terlampau mudah untuk membawa kearifan lokal menjadi sebuah tulisan ilmiah, jika melihat dari latar belakang pendidikan penulis.
Sebutir kalimat diatas sepintas amat mudah diucapkan, namun amat sulit dijalankan mengingat sifat ke-aku-an dari manusia amat mendominasi. Mungkin jika penulis mengutip motto dari Lembaga Pendidikan Perkoperasian (Lapenkop), seuntai kalimat di atas sebaiknya dilaksanakan dengan menggunakan motto lapenkop "Mengapa Dipersulit Kalau Bisa Dipermudah".    
Pelaksanaan dari kutipan 'menjalankan amanah lebih penting daripada menguasai ilmu pengetahuan' secara ilmiah, dapat dilihat dari konsep pemahaman (understanding) dari William Dilthey (dalam Kleden, 2006) yang menyatakan bahwa "Pemahaman" adalah suatu proses intelektual yang dapat diaktifkan untuk dapat memahami dunia manusia dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Melihat dari pernyataan tersebut, memang yang seharusnya dipahami adalah memahami terlebih dahulu amanah yang dibebankan dalam suatu jabatan kedudukan yang diemban, sampai dimana pertanggungjawaban harus dilaksanakan. Jika telah memahami amanah tersebut, meskipun pejabat ataupun pihak yang di beri amanah tidak menguasai ilmu pengetahuan yang seharusnya dia miliki dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, pejabat tersebut tetap dapat menjalankan amanah tersebut. Karena pemimpin yang amanah dan di percaya oleh yang memberi amanah padanya, akan mendapatkan support dari seluruh stakeholders nya, dan jika terdapat masalah yang harus diselesaikan akan diselesaikan secara bersama-sama karena memang ditujukan untuk kepentingan bersama. Meski saat ini karena ke-ego-an yang mendominasi pada saat ini, menjadikan manusia lebih mengutamakan 'menguasai ilmu pengetahuan' yang belum tentu dapat menerapkan sesuai fungsinya daripada menjalankan amanah sesuai yang diamanatkan. 
-wassalam-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar