02 Februari 2014

Petikan Pembelajaran dari Sebuah Perguruan Tinggi

Saya bukan seorang mahasiswa yang sempurna, karena hingga saat ini tercatat masih memiliki kewajiban untuk menyelesaikan kewajiban saya pada salah satu perguruan tinggi, dan hal tersebut wajib saya lakukan karena perikatan saya dengan kepala jurusan yang bersikap terbuka dan mendidik saya untuk bersikap siap menunaikan kewajiban yang telah disepakati.
Tempat ini merupakan tempat berikut setelah tempat pendidikan tinggi pertama saya. Pada awalnya saya tidak terlalu menyadari adanya permasalahan di tempat ini, namun seiring berjalannya waktu, saya menyadari terdapat permasalahan di tempat ini. Permasalahan mendasar mungkin dikarenakan awal keberadaan tempat ini yang wajib ada, namun kurang didukung oleh sumber daya manusia yang mengerti, memahami, dan berusaha mencintai lingkungan tempat pendidikan ini sebagai tempat mendidik sumber daya manusia dengan spesialis ilmu pertahanan. Keberadaan yang diwajibkan, dilanjutkan dengan terdapatnya kesenjangan informasi membuat adaptasi penyesuaian program dengan tempat pendidikan setara menciptakan kesulitan dan keanehan-keanehan yang mungkin tidak tertangkap oleh pihak luar tetapi tertangkap oleh para mahasiswanya dan menimbulkan dampak rasa kecewa.
Program-program yang telah ada selama ini sebenarnya telah baik, dengan para pengajar yang sangat ahli dan berpengalaman, serta memiliki motivasi tinggi untuk berbagi ilmu pengetahuan pada para mahasiswanya; hanya saja proses regenerasi menjadi masalah klasik juga terjadi di tempat ini. Regenerasi para pengajar seharusnya dapat berlangsung dengan baik meskipun perlahan, meskipun regenerasi tersebut memerlukan motivasi besar dan pengorbanan ego yang besar jika ingin menjadikan tempat pendidikan tersebut menjadi lingkungan tempat pendidikan yang nyaman berkualitas dan menghasilkan sumber daya manusia sesuai yang diharapkan dan dicita-citakan oleh para founder tempat tersebut.
Program-program studi yang telah ada telah cukup baik, namun perlu disesuaikan dengan melakukan pengelompokan-pengelompokan mata kuliah yang diajarkan dalam kelompok-kelompok tertentu seperti mata kuliah wajib universitas, mata kuliah wajib fakultas, maupun mata kuliah pilihan. Pengelompokan tersebut akan membantu mengarahkan mahasiswa maupun pihak pengelola untuk menentukan tujuan pemberian mata kuliah tertentu di tempat tersebut. Penambahan suatu program studi juga dapat dilakukan setelah dilakukan identifikasi pengelompokan tersebut dan penyesuaian dengan kebutuhan berdasarkan amanah yang diemban oleh tempat pendidikan tersebut. Keberadaan tenaga pengajar pada awalnya mungkin akan mengalami kesulitan, tapi jika dilakukan dengan tahapan pencarian sumber daya manusia yang agak 'gila' idealis mungkin akan lebih baik untuk melaju di tahapan berikutnya. Berdasarkan pengalaman pada saat berpartisipasi pada proses belajar mengajar, sebenarnya terdapat beberapa tenaga pengajar yang mampu dan senang berbagi ilmu dan pengalamannya terkait spesifikasi perguruan tinggi ini, meskipun pada saat ini mereka juga terlibat di pekerjaan lain. Ketidaktahuan banyak informasi menjadi permasalahan utama dalam beradaptasi bagi tempat pendidikan ini, dan ketidaktahuan tersebut juga menyebabkan adanya kekecewaan yang muncul baik dari mahasiswa, pengelola maupun tenaga pengajar.
Upaya mengatasi permasalahan ini bukan hal yang mudah, karena terlalu banyak stakeholder terkait, dan memerlukan tingkat toleransi tinggi bagi semua pihak yang terlibat jika masih menginginkan keberadaan tempat pendidikan ini di masa mendatang.
Ibarat 'nasi telah jadi bubur', para pihak yang berkepentingan di lingkungan ini perlu memiliki pandangan untuk menjadikan 'bubur' tersebut menjadi 'bubur yang spesial', kesulitan-kesulitan yang ada harus dihadapi, dan memang membutuhkan sumber daya manusia tertentu yang berkenan menjalankan peran laksana 'lilin' yang menerangi sekitarnya meskipun dia akan sedikit terluka karena harus menekan ego nya, dan perubahan pemikiran 'mengapa dipermudah jika bisa dipersulit' juga harus diubah dengan 'mengapa dipersulit jika bisa dipermudah' dengan batasan-batasan yang telah diatur dalam standar operasional yang telah ditetapkan; seperti pada saat pembuatan tugas akhir tidak dapat lagi hanya mengejar dateline kelulusan tanpa memperhatikan kualitas dari penyelesaian tugas tersebut, bukan berarti mempersulit mahasiswa, namun harus diberikan informasi yang jelas pentingnya pembuatan tugas akhir dengan kualitas yang sesuai dengan lulusan perguruan tinggi yang lain, dan jika mampu bisa lebih, namun jangan sampai dibawah kualitas lulusan setara.
Banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di tempat ini, dan bukan usaha yang mudah, namun juga bukan sesuatu yang mustahil. Saya tidak pernah menyesali keberadaan saya di tempat ini, saya berterimakasih sekali karena saya telah diperkenankan diberikan kesempatan mendapatkan pendidikan yang berbeda namun berguna untuk lebih memahami dan mencintai Indonesia. Mohon maaf sekali karena saya masih dalam proses penyelesaian tugas akhir karena kelalaian saya dalam memanajemenkan waktu dan tenaga saya.
Karena tempat ini saya makin terpana dengan permasalahan Indonesia, tidak dapat hanya mengeluh tetapi harus tetap berusaha memberikan kontribusi dan sikap yang baik demi Indonesia. Akan selalu terkenang dengan saat sharing pengalaman antara kami dengan para pengajar yang baik sekali disertai dengan pengalaman unik bertemu dengan tokoh-tokoh 'ajaib', bertugas menuliskan karya tulis ilmiah dengan tulisan tangan minimal sepuluh halaman dengan standar penulisan karya tulis ilmiah yang berlaku, ikut menjadi duta budaya yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, dan belajar untuk bersikap sebagai mahasiswa yang baik sekaligus pemberi input pada saat dibutuhkan memperkaya pengalaman saya dengan semua permasalahan yang saya hadapi.
*tulisan ini terispirasi dari banyaknya informasi yang diterima baik dari rekan2 maupun pemikiranku berdasarkan pengamatan, mungkin ini salah satu bentuk cara saya bertutur