28 Oktober 2011

Thalassemia

Thalassemia adalah penyakit genetis dengan angka kejadian terbanyak, diperkirakan terdapat sampai 250 juta pembawa gen thalassemia di seluruh dunia, dan karena dapat diwariskan kepada keturunannya, maka jumlah ini akan meningkat terus jika tidak diatasi.
Thalassemia merupakan penyakit keturunan dimana terdapat kelainan atau perubahan pada pembentukan hemoglobin yang menyebabkan sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek, sehingga penderita mengalami anemia, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Ada 3 (tiga) jenis Thalassemia:
  1. Thalassemia Trait/Minor: membawa gen thalassemia tetapi tidak menunjukkan gejala thalassemia, namun tetap dapat mewariskan gen thalassemia pada anak-anaknya;
  2. Thalassemia Mayor: Penderita thalassemia mayor biasanya terlihat normal pada saat lahir tetapi menderita kekurangan darah pada usia antara 3-18 bulan. Apabila tidak dirawat dengan baik, umumnya penderita thalassemia hanya bertahan sampai pada usia 1-18 tahun; dan
  3. Thalassemia Intermedia: Penderita Thalassemia jenis ini dapat memerlukan tranfusi darah secara berkala, tetapi tidak seumur hidup seperti pada Thalassemia Mayor.
Cara mencegah bertambahnya Penderita Thalassemia:
  • Melakukan Skrining (pemeriksaan) dan mengidentifikasi pembawa gen thalassemia;
  • Menghindari perkawinan antara 2 (dua) orang pembawa gen thalassemia (Thalassemia Trait/Minor); dan
  • Memeriksa janin yang dikandung oleh pasangan pembawa gen dan mengkonsultasikan hasilnya, apabila janin dinyatakan sebagai penderita thalassemia mayor.
Cara mengetahui Penyakit Thalassemia:
  • mengetahui silsilah keluarga/riwayat keluarga thalassemia
  • pemeriksaan klinis/fisik
  • pemeriksaan laboratorium 
* untuk informasi lebih lanjut mengenai thalassemia, kunjungi yayasan thalassemia Indonesia di wilayah anda.

28 September 2011

Mau Tahu Bisa

Catatan ini ku buat setelah mengikuti sebuah pelatihan, dimana fasilitator memotivasi kami dengan kalimat-kalimat yang inspiratif.
Jika ingin menjadi fasilitator yang baik (dapat diterapkan untuk kehidupan sehari-hari lho...), maka kita harus OBYEKTIF, menggunakan BAHASA yang Sama, dan berusaha untuk menyesuaikan dengan pribadi orang di sekitar kita yang sedang kita hadapi, sehingga ada keterikatan emosi (baca: interpersonal impact).
Ada 4 (empat) tipikal audiens dari 3 (tiga) kata kunci Mau Tahu Bisa, yaitu:
  1. Jika audiens : Sudah ada keMauan, memiliki pengeTahuan, dan Bisa untuk melaksanakan; maka bentuk komunikasi cukup dengan Delegate;
  2. Jika audiens : Sudah ada keMauan, memiliki pengeTahuan, tetapi Tidak Bisa untuk melaksanakan; maka bentuk komunikasi sebaiknya dengan Participate;
  3. Jika audiens : Sudah ada keMauan, Namun Tidak memiliki pengeTahuan, dan Tidak Bisa untuk melaksanakan; maka bentuk komunikasi sebaiknya dengan Ensure;
  4. Jika audiens : Tidak memiliki keMauan, Tidak memiliki pengeTahuan, dan Tidak Bisa untuk melaksanakan; maka bentuk komunikasi sebaiknya dengan Direct.
Sebaiknya Fasilitator Tidak Boleh Memiliki "STANDAR PRILAKU"
Jika kita memerankan peran sebagai Fasilitator, sebaiknya memperhatikan REAKSI, KNOWLEDGE, BEHAVIOUR CHANGE, dan RESULT, jadi harus memperhatikan dari awal memerankan hingga akhir pelaksanaan peran tersebut apabila kita ingin melakukan evaluasi terhadap peran yang kita laksanakan.
Memberikan Kritik dan Saran kepada pihak lain sebaiknya memperhatikan Situation, Task, Action, Result, dan Alternative Result; sehingga koridor tujuan diberikannya kritik dan saran untuk mengarah ke perbaikan tercapai.

07 September 2011

Just share sweet words that I've got [9896]

Layang-layang terbang melayang, lihat kursi mirip wayang;
siapa bilang aku tak sayang, tiap malam wajah adinda terbayang.

Jika kamu bertanya, mana yang lebih penting ?
hidupku atau hidupmu ? aku akan menjawab hidupku.
Tapi jangan marah dulu, karena kamulah hidupku.

Tadi malam, aku kirim bidadari untuk menjaga tidurmu.
Eehh...dia buru-buru balik, katanya, 'ahh...masa bidadari disuruh jaga bidadari ???'

Aku pernah jatuhkan setetes air mata di selat Sunda.
Di hari aku bisa menemukannya lagi, itulah waktunya aku berhenti mencintaimu.

Cinta kita telah melewati banyak rintangan.
Tapi, percayalah ia tak sedikitpun mengurangkan cintaku padamu.

Kaulah segalanya bagiku.
Tanpamu, betapa sepi hari-hariku.
Tanpamu tiada lagi canda dan tawaku.
Tanpamu betapa hampanya hidupku.
Sayangku, aku tak bisa jauh darimu.

Di mata mu sendu, ada kabut rindu.
Di mata mu cerah, ada pendar gairah.
Di mata mu bening, aku tak bisa berpaling.

"last but not least: Mohon Maaf Lahir Batin 1432 H, atas kesalahan & khilaf dalam kata & prilakuku selama ini"

26 Juni 2011

5 Kunci Keamanan Pangan

Ada 5 (lima) kunci Keamanan Pangan, yaitu:

1. Jaga Kebersihan
Cuci tangan sebelum mengolah pangan & sesering mungkin selama pengolahan pangan, sesudah dari toilet, cuci & sanitasi seluruh permukaan yang kontak dengan pangan & alat untuk pengolahan pangan; dan menjaga area dapur & pangan dari serangga, hama, dan binatang lainnya.
Hal tersebut perlu dilakukan karena walaupun mikroba (tidak seluruhnya)dapat menyebabkan gangguan kesehatan

2. Pisahkan Pangan Mentah dengan Pangan Matang
Pisahkan daging sapi, daging unggas, dan pangan hasil laut dengan pangan lainnya. Penggunaan peralatan terpisah untuk mengolah pangan amat disarankan. Dapat juga simpan pangan dalam wadah untuk menghindari kontak antara pangan mentah dan pangan matang.
Perlunya pemisahan pangan mentah dan matang adalah agar tidak ada penyebaran mikroba patogen bahan pangan mentah ke pangan matang.

3. Masak dengan benar
Pangan harus dimasak dengan benar terutama untuk daging sapi, daging unggas, telur, dan pangan hasil laut. Jika dilakukan dengan merebus, harus sampai mendidih dan usahakan agar suhu internal mencapai 70 derajat celcius. Untuk daging, usahakan cairannya bening tidak berwarna merah muda. Jika ingin memanaskan, panaskan pangan secara benar.
Memasak pangan dengan tepat dapat membunuh mikroba patogen. Jika pangan dimasak dengan suhu internal 70 derajat celcius dapat memberikan kepastian pangan aman untuk dikonsumsi.

4. Jaga Pangan pada Suhu Aman
Jangan biarkan pangan matang pada suhu ruang lebih dari 2 JAM, simpan segera semua pangan yang cepat rusak dalam lemari pendingin (sebaiknya suhu dibawah 5 derajat Celcius), pertahankan suhu pangan lebih dari 60 derajat Celcius sebelum disajikan. Penyimpanan pangan terlalu lama di lemari pendingin pun sebaiknya tidak dilakukan dan jangan biarkan pula pangan beku mencair pada suhu ruang.
Mengapa perlu dilakukan, karena Mikroba dapat berkembang biak dengan cepat pada suhu ruang, dengan menjaga suhu ruang di bawah 5 derajat celcius atau di atas 60 derajat Celcius pertumbuhan mikroba lebih lambat atau berhenti. beberapa bakteri mikroba paktogen dapat tumbuh pada suhu di bawah 5 derajat celcius.

5. Gunakan Air dan Bahan baku yang aman
Gunakan air yang aman atau beri perlakuan agar air aman tidak terkontaminasi. Pangan dipilih yang segar dan bermutu. Cara pengolahan sebaiknya dipilih yang menghasilkan pangan aman. Buah-buahan dan Sayuran harus di cuci terutama jika akan dimakan mentah.
JANGAN MENGKONSUMSI PANGAN KADALUARSA.
Bahan baku termasuk air & es dapat terkontaminasi oleh mikroba patogen & bahan kimia berbahaya. Racun dapat terbentuk dari pangan yang rusak dan berjamur; dan sebaiknya pilihlah bahan baku dan perlakuan sederhana seperti mencuci & mengupas kulit agar dapat mengurangi resiko.

* Info dari Direktorat Surveilan & Penyuluhan Keamanan Pangan

22 Mei 2011

Karbon Biru: Peran Laut Yang Sehat Dalam Mengikat Karbon "sebuah telaah tanggap darurat"

Tulisan ini merupakan gambaran singkat isi dari buku Karbon Biru (seperti judul tersebut di atas).
Pada bagian pendahuluan, dijelaskan bahwa laporan ini mengkaji potensi mitigasi dampak perubahan iklim melalui peningkatan pengelolaan dan pelestarian ekosistem-ekosistem laut, terutama habitat-habitat vegetasi di kawasan pesisir, atau disebut juga sebagai Karbon Biru. Terdapat gambar daur karbon yang menjelaskan bahwa laut memiliki peran yang sangat penting dalam daur karbon tersebut. Ekosistem-ekosistem laut menyerap dan menyimpan lebih dari separuh karbon hijau (yaitu karbon yang terikat oleh organisme-organisme hidup melalui proses fotosintesis.
Pada bagian pelepasan dan penyimpanan-proses pengikatan karbon, sebagai pembaca awam, pembaca diperkenalkan bahwa karbon terdiri dari berbagai macam, jadi tidak hanya karbon biru saja, juga terdapat karbon coklat (CO2), karbon hitam (partikel abu), dan karbon hijau (penyerapan karbon melalui proses fotosintesis). Selain itu pada bagian ini dibahas mengenai emisi rumah kaca global menurut sektor, fakta mengenai warna-warna karbon, sumber-sumber pembakaran yang menghasilkan karbon hitam, dan penjelasan bahwa 45% karbon hijau tersimpan pada ekosistem-ekosistem alam di darat sedangkan sisanya sebanyak 55% terserap oleh biota laut termasuk plankton dan ekosistem-ekosistem penyerap karbon biru (blue carbon sink).
Pada bagian selanjutnya diberi judul planet biru : lautan dan iklim, terdapat penjelasan mengenai daur karbon dalam lingkungan laut global, fluktuasi karbon di laut, sirkulasi termohalin, fakta bahwa lingkungan laut merupakan pompa karbon raksasa, dan fakta peran virus dan bakteri kelautan dalam daur karbon.
Bagian selanjutnya adalah mengenai 7 (tujuh) dampak buruk yang akan dialami oleh lingkungan laut itu sendiri akibat perubahan iklim. Dampak buruk tersebut yaitu :
  1. Pencairan Es di Samudra ARTIK 
  2. Perubahan Sirkulasi dan ekspansi termal
  3. Peningkatan dalam frekuensi dan keganasan badai 
  4. Stratifikasi Kolom Air dan Kehilangan "Sistem Pompa" di Perairan Pesisir
  5. Perubahan Penyebaran Spesies dan Jalur-jalur Ruaya
  6. Pengasaman Air Laut
  7. Hilangnya Terumbu Karang dan Keanekaragaman Hayati yang berasosiasi dengannya 
Selanjutnya dibahas mengenai Karbon Biru, peran laut sebagai carbon sink. Bahwa salah satu fungsi utama habitat pesisir yang ditumbuhi oleh vegetasi adalah perannya sebagai penimbun karbon. Selain penimbunan sebagian produksinya sendiri, penyerap karbon biru (blue carbon sink) dapat mengurangi kecepatan arus (aliran atau gerakan air), merubah sifat turbulensi dan mengatasi kekuatan/mengurangi dampak ombak. (hal. 38)
Pada bagian ini juga dijelaskan mengenai ketidakjelasan dan angka-angka perkiraan tertinggi penyerapan karbon oleh penyerap karbon biru. Terdapat  tabel estimasi rata-rata dan maksimum laju areal penyerap karbon biru dan laju tahunan penimbunan karbon, fakta bahwa karbon laut dalam daur global, ekosistem-ekosistem penyerap karbon biru, dan fakta mengenai proposal-proposal rekayasa geografik untuk mitigasi peningkatan CO2.  
Bagian selanjutnya adalah penjelasan mengenai Kemerosotan Pesat Wilayah Penyerap Karbon Biru di Seluruh Lautan Dunia dan bagian Penyerap Karbon Biru dan Kenyamanan/Kesejahteraan Manusia, selanjutnya adalah bagian yang menerangkan mengenai Adaptasi dan Mitigasi berbasis Ekosistem, dan juga terdapat arah kebijakan yang dirumuskan berdasarkan pada hasil dari kajian tersebut.
Kebijakan-kebijakan kunci yang disarankan adalah opsi-opsi sebagai berikut :
  1. Pembentukan dana blue karbon untuk perlindungan dan pengelolaan pesisir dan ekosistem kelautan dan penyerapan karbon;
  2. Segera melindungi setidaknya 80% dari luas padang rumput laut, rawa asin dan hutan bakau melalui pengelolaan yang efektif;
  3. Memprakarsai latihan pengelolaan sehingga mengurangi dan menghilangkan ancaman dan mendukung potensi pemulihan dalam masyarakat penyerap karbon biru;
  4. Memelihara pangan dan ketahanan mata pencaharian dari laut dengan pelaksanaan yang komprehensif dan pendekatan ekosistem terpadu yang ditujukan untuk meningkatkan ketahanan manusia dan sistem alam terhadap perubahan; dan 
  5. Mengimplementasi Strategi saling menguntungkan di sektor-sektor berbasis sumberdaya laut. 
Buku ini secara keseluruhan jika dibaca oleh orang 'awam' tanpa didampingi oleh orang yang mengerti betul mengenai apa yang tertulis didalamnya cukup membingungkan, karena bahasa buku ini tidak mudah di mengerti (atau mungkin karena saya terlalu bodoh sehingga tidak mengerti). Yang saya tangkap dengan bahasa sederhana yang bisa langsung diterapkan sebagai bentuk kebijakan yang bijaksana dan mudah dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat adalah JAGALAH EKOSISTEM PERAIRAN DI LINGKUNGAN MU, ENTAH ITU LAUT, SUNGAI, BERSAHABATLAH DENGAN AIR, KARENA KITA HIDUP DIKELILINGI OLEH AIR. JIKA KITA BERSAHABAT DENGAN AIR, BERARTI KITA JUGA MEMATUHI DAN MELAKSANAKAN APA YANG DIAMANATKAN PARA LELUHUR KITA, NENEK MOYANG KITA, UNTUK MENJAGA KELESTARIAN ALAM DEMI KEBERLANJUTAN KEHIDUPAN ANAK CUCU KITA. 
Jadi, Pemahaman mengenai Kearifan Lokal (local wisdom) di masyarakat lebih utama untuk menjaga kelestarian bumi ini.
*) Tulisan ini dibuat setelah menghadiri acara launching buku 'Karbon Biru: Peran Laut Yang Sehat Dalam Mengikat Karbon'. Buku ini merupakan hasil terjemahan dan cetakan versi Bahasa Indonesia oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.
Buku ini merupakan sebuah laporan yang disusun melalui kerjasama UNEP, FAO, dan IOC/UNESCO, serta kontribusi melalui undangan khusus dari DR. Carlos M. Duarte, Institut Mediterrani d'Estudis Avancats, Spain.
Penulis : 
Christian Nellemann, Emily Corcoran, Carlos M. Duarte, Luis Valdes, Cassandra DeYoung, Luciano Fonseca, dan Gabriel Grimsditch. 
Tim Penyelaras Bahasa : 
Achmad Poernomo dan Tonny Wagey
ISBN : 978-82-7701-088-5
Jumlah halaman : 84.

Mohon maaf jika tidak berkenan dengan apa yang ditulis dalam tulisan ini, tidak ada maksud negatif, karena pemikiran yang terbersit adalah agar nantinya masyarakat bisa menerapkan hasil-hasil kebijakan dari kajian yang telah dilakukan di masyarakat. Dilakukan di Masyarakat, dan untuk Masyarakat.




22 Februari 2011

Nama itu adalah doa

Nama itu adalah doa dan harapan dari orangtua, dengan berprasangka baik akan setiap arti kata yang terkandung didalamnya, Insyaallah akan terwujud apa yang diharapkan dalam doa yang dipanjatkan dalam nama tersebut.

Ini adalah sekelumit kisahku dalam arti namaku pemberian bapak dan ibu tercinta.

Bayu itu
angin (sansekerta)....semoga tidak angin-anginan ^.^ jadi bisa berpegang teguh pada pendirian bukan pada 'si teguh'

Vita itu
harapan (sansekerta), hidup (latin), kehidupan (skandinavia), mutiara, mimpi, dan bersahaja (indonesia).....
berarti aku menjadi harapan untuk hidup dan kehidupan just to whom they really need me
menjadi mutiara yang diimpikan dengan segala kesahajaan yang ada padaku, hummm really wish can be my parents dream

Indah itu
cantik, elok, bagus, dan enak dipandang (indonesia)....not only pretty outside, some people said better if we have a beautiful manner, karena aku tidak suka merias diri, jadi mungkin berusaha menjadi pribadi yang baik saja ^.*

Yanti itu
halus, lembut, dan rajin bekerja (indonesia)....ehm semoga ada kehalusan di setiap ketegasan dan kelembutan di setiap sikap keras, serta kerajinan dalam setiap hal yang harus kulakukan pada masa lalu, saat ini dan hingga tutup usia nanti.

-amin- best wishes for all -

05 Januari 2011

Kisahku di Busway Koridor 9 di awal tahun 2011

Pada awal tahun 2011 ini, Pemda Prov. DKI Jakarta mulai mengoperasikan busway untuk koridor 9 dan koridor 10. Kebetulan pada 4 Januari 2011 kemarin aku berkesempatan untuk mencoba rute tersebut dari halte Slipi menuju ke Pinang Ranti. Aku naik sekitar pkl.15.45 WIB, naik busway 'gandeng', ternyata busway tersebut hanya sampai UKI jadi kalau mau melanjutkan ke Pinang Ranti, aku harus berganti busway. Tiba di UKI sekitar pkl.16.10 WIB, halte tersebut penuh penumpang transit untuk ke Kp. Rambutan, Pinang Ranti, Kp. Melayu, dan Tanjung Priok, akan tetapi penumpang yang paling sulit mendapatkan busway adalah yang jurusan Pinang Ranti sedangkan untuk peringkat kedua adalah arah Kp. Rambutan. Setelah lebih kurang 1 jam menunggu baru ada pemberitahuan kalau para penumpang untuk jurusan Pinang Ranti harus menunggu busway di halte BNN. (tertawa miris...karena ternyata komunikasi di sini sulit sekali ya...)
Jadi akhirnya setelah hampir pukul 6 sore tiba juga saya di Pinang Ranti. Hebat euy...padahal biasanya tanpa busway saya tiba sekitar pukul 5 sore.
Pengalaman ini berbeda jauh pada saat saya mencoba koridor 9 di pagi hari pada hari berikutnya. Harga tiket lebih murah karena saya membeli sebelum jam 7 pagi, melayani penumpang dengan sepenuh hati, tersenyum dan informatif kepada para penumpang. Meskipun bapak sopir yang baik belum menguasai cara membuka/menutup pintu dengan baik dan berhenti tepat di depan pintu halte, secara keseluruhan semua lebih baik jika dibandingkan dengan pelayanan pada sore hari.
Mungkin itu Tips yang harus dipergunakan untuk menggunakan jasa busway koridor 9 jika ingin mencari kenyamanan...harus di pagi hari dan tidak pada saat anda sedang diburu waktu.
Bagaimana dengan pengalaman dari penumpang busway yang lain ya ???