18 Mei 2010

RUMAHKU ISTANAKU

Cukup lama tidak menulis disini, saat ini aku ingin menulis tentang rumah.
Rumah bagi kita semua adalah tempat untuk tinggal, berkumpul dan beraktivitas dengan keluarga, dengan segenap kegunaan bagi kita semua, tentu kita berharap memiliki rumah yang merupakan rumah impian, rumahku istanaku.
Lokasi pembangunan rumah bermacam-macam, budaya termasuk salah satu hal yang mempengaruhi lokasi tempat rumah akan di bangun, seperti di atas laut, di atas rawa banjiran, sungai, danau, ataupun di darat. 
Rumah untuk orang-orang yang dekat dengan laut namun tidak bisa ataupun susah untuk mendapatkan akses kepemilikan lahan atau lokasi yang 100% diatas tanah ataupun karena kebiasaan dari kecil dan turun-temurun dari nenek moyang, mereka membangun rumah impian mereka diatas laut. Rumah mereka berbentuk rumah panggung, jika rumah di darat memiliki garasi sebagai tempat parkir kendaraan, maka mereka biasanya mempergunakan ruang di bawah rumah mereka untuk menjadi tempat penyimpanan perahu, sampan, atau jukung mereka. (lokasi gambar di atas, merupakan rumah nelayan diwuring, P. Flores, Sikka, NTT)

Rumah yang ini, umum berada didarat, rumah ideal yang dianggap umum oleh masyarakat, dengan tempat untuk menyimpan kendaraan berada di dalam rumah, dibatasi dengan pagar yang tinggi. Namun tipe rumah seperti ini biasanya para penghuni dilanda ketakutan akan bahaya banjir. Meski demikian para pemilik rumah ini memiliki akses untuk kepemilikan atas tanah dimana bangunan rumah tersebut berada diatasnya. Mungkin yang tidak dapat kita lihat di sini adalah hewan peliharaan yang di pelihara secara otomatis seperti yang dapat kita lihat jika rumah di bangun di atas air.
Jika kita lihat rumah-rumah di kalimantan, untuk yang berlokasi dekat dengan sungai, danau, ataupun rawa banjiran, kita akan melihat masyarakat membangun rumah impian mereka di atas air. Mereka menyebutnya sebagai rumah lanting, jadi apabila kita mendengar kata lanting di daerah Jawa sebagai nama makanan ringan khas daerah, namun di kalimantan, istilah lanting adalah untuk menyebut bangunan rumah mereka di atas air.

Bahan bangunan yang dipergunakan tentu saja terdapat hal yang khusus untuk bangunan di atas air jika dibandingkan dengan bangunan di darat. Bangunan-bangunan ini pada umumnya mempergunakan kayu ulin atau kayu besi yang memiliki karakteristik kuat dan tahan lama jika terkena air. Meski pada saat ini jenis kayu tersebut sudah termasuk kategori langka dan dilindungi karena eksploitasi yang dilakukan secara berlebihan oleh manusia. 
Pada saat ini, untuk lokasi bangunan di Maumere, karena sulitnya mendapatkan kayu ulin atau kayu besi, mereka mulai membuat pondasi dari batu karang mati dan mempergunakan kayu lokal dari hutan di kawasan P. Flores dan untuk memperkuat mereka mempergunakan pasir, semen, dan besi. Sedangkan untuk di kalimantan mereka mulai memanfaatkan kayu galam, yang tumbuh di rawa dan sungai, memiliki karakter mirip dengan kayu ulin atau kayu besi, hanya berbeda pada diameter batang pohon, karena kayu ulin atau kayu besi diameter bisa lebih lebar jika dibandingkan dengan diameter batang kayu galam.
Bangunan rumah menjadi istana bagi pemilik sepanjang para penghuni rumah tersebut dapat memanfaatkan fungsi dari rumah tersebut secara maksimal sehingga dapat menaungi para penghuninya.
-salam-
  bviy